Untuk ke 5 kalinya Iran berhasil mengukuhkan dirinya sebagai penguasa hoki ruangan Asia. Meski Malaysia berusaha keras melakukan perlawanan dan berhasil tampil jauh lebih baik dibandingkan saat pertemuan pertama antar kedua tim pada babak penyisihan.
Jelas terlihat bahwa pasukan negeri jiran tertatih – tatih menahan badai padang pasir Speed and Power Game.Laga final baru berlangsung 6 menit, mesin gol Norouzzadeh Reza langsung membawa Iran memimpin satu gol melalui tembakan tajam hukuman Penalty Corner kesudut kiri atas gawang Malaysia yang sore tadi dikawal Ramly Mohd Razaini. Taherirad Navid kemudian memperbesar keunggulan untuk membawa Iran mendekat ke gelar juara, dengan memimpin 2 gol tanpa balas saat paruh babak.
Pada babak ke 2 meski berusaha All Out namun tampak jelas bahan bakar para pemain Malaysia tak cukup untuk mengikuti tempo tinggi gelombang serangan para Singa padang pasir. Dalam 2 menit Iran memperbesar margin kemenangan melalui kekejaman Bahrami Yaghoub dan Taherirad Navid. Target Man Yaacob Mohd Shafiq sempat memunculkan asa saat memperkecil ketinggalan pada menit ke 23.
Namun bomber ganas Narouzzadeh Reza sekali lagi mendemostrasikan ketajaman naluri golnya untuk membawa Iran memimpin 5 – 1. Skor yang kemudian bertahan hingga akhir laga final. Malaysia cukup beruntung untuk tidak harus kebobolan selusin gol seperti yang terjadi saat kedua tim berjumpa pada babak penyisihan.
Menyimak langsung jalannya laga, terutama pada babak kedua. Jelas terlihat bahwa para pemain Iran dengan mudah mampu memotong skema serangan Malaysia. Kelemahan Malaysia pada babak kedua adalah menurunnya tingkat akurasi passing, ini berkorelasi erat dengan menurunnya stamina akibat memaksakan untuk mengikuti irama tempo tinggi yang memang sengaja dikembangkan oleh para pemain Iran.
Passing Game yang diperagakan para pemain Iran, demi menciptakan Space di jantung pertahanan Malaysia. Memaksa lini pertahanan Malaysia pontang panting menutup ruang. Iran sore tadi memang benar – benar mendikte penuh jalannya permainan.Memaksakan mahkota penguasa hoki ruangan Asia tetap tersimpan di negeri para Mullah.